Aku curiga teman sebelah kamar kosanku adalah penulis. Kecurigaan ini muncul sebab ku perhatikan tong sampahnya selalu penuh bungkus kopi dan kertas bekas coretan. Namanya Ananta. Dia tidak pernah ikut kumpul di ruang tamu. Bahkan tidak ada penghuni kosan kecuali ibu kos yang tahu nama panjang dan di jurusan mana dia berkuliah.

Hampir tiap minggu ada paket yang berat sekali datang untuknya dari bermacam pernerbit dan toko buku. Dia selalu bilang terimakasi pada siapa pun yang menerima paket itu dan meminta agar paketan itu diletakkan di depan kamarnya lewat percakapan di grup WA. Aku sempat penasaran memeriksa profil WA Ananta. Tapi yang kutemukan hanya foto pemandangan dan nama ~Ananta. Informasi yang sama sekali tidak membantu meringankan kecurigaanku.

Aku ingin sekali bertemu dengan seorang penulis. Terlebih setelah membaca Bumi Manusia, Hujan, Rembulan Tenggelam di Wajahmu, juga Cantik Itu Luka. Kabarnya para penulis senang berfilsafat dan merasa-rasa. Barangkali itu mengapa cinta hanya bisa dijabarkan oleh para penulis, bukan para ilmuan.

Akhir-akhir ini aku sedang tertarik dengan seorang perempuan yang selalu terlihat manis. Tapi aku tidak benar-benar sampai sakit ketika ia meninggalkanku untuk pulang kampung di liburan semester genap seperti Annelies Mellema. Dia juga tidak pernah menggonceng perempuan manis itu di belakang sepedanya seperti Esok. Bahkan mungkin aku tidak akan sanggup menerima kalau-kalau perempuan manis itu mengatakan ia telah tak perawan seperti Rey. Terlebih lagi sampai Dewi Ayu yang menjadikan dirinya sendiri mayat berkafan di atas kasur.

Aku tidak seperti itu. Aku tidak sama seperti Minke, Esok, Rey atau bahkan Dewi Ayu Namun, tiap aku melihat perempuan manis itu, dadaku selalu berontak. Ada desakan yang menyuruhku untuk mendekatinya, meminta kontaknya, atau sekedar menanyakan namanya. Aku sengaja datang lebih awal tiap hari ke kampus dan menyadari perempuan manis itu selalu datang jam 7 di hari senin dan selasa, jam 9 di hari rabu, dan tidak menentu di hari kamis.

.

Aku jadi curiga para penulis sengaja menyembunyikan definisi cinta yang sebenarnya. Maksudku, bahkan setelah aku mencoba berkecimpung dengan kisah-kisah percintaan, tidak ada satu pun yang menggambarkan wujud cinta secara konkrit. Mereka mungkin sengaja supaya nanti-nanti saat mereka menulis kisah baru tentang cinta tidak ada yang bisa protes: cinta itu begini, bukan begitu.

Ini menyusahkan! Sungguh! Aku jadi tidak tahu, apakah perasaan yang aku miliki terhadapmu adalah cinta atau bukan. Tidak ada ciri-ciri, pertanda, atau alat ukur. Tuh kan! Aku jadi tidak bisa menentukan. Aku cinta perempuan manis itu atau tidak sih? Oleh karena itu, aku bisa langsung bertanya pada seorang penulis sungguhan. Mumpung Ananta ada tepat di samping kamarku.

Hari Senin aku telah menyusun rencana supaya aku bisa bertemu dengan Annata yang super anti-sosial di kosan. Hari ini biasanya paket untuk Ananta datang dan lelaki itu keluar kamar karena tau tidak ada seorang pun di kosan pada Senin pagi. Aku sengaja bolos kuliah dan sengaja pura-pura pergi jam 6 pagi. Setelah yakin semua sudah pergi, aku mengendap-ngendap balik lewat gerbang samping dan menunggu.

Benar saja, saat kurir datang, Ananta keluar dari kamarnya dengan boxer dan kaus oblong. Kelihatan sekali dia tidak tidur semalaman dan jarang merawat diri. Saat kuintip kamarnya, aku melihat timbunan buku dimana-mana. Aku jadi makin yakin kalau Ananta dalah seorang penulis.

Dengan keberanian super aku berdiri di depan pintu kamar Ananta sambil menunggu ia kembali. Seketika lelaki itu kelihatan batang hidungnya aku langsung bertanya tanpa basi-basi. Lelaki itu tampak bingung, lalu sesaat kemudian dia tertawa terbahak-bahak.

“Kau tidak sedang mencurigai penulis. Kau hanya curiga pada perasaanmu sendiri”

END

Matahari (Alumni Madrasah Sumatera Thawalib Parabek. Anggota CSSMoRA UPI jurusan Teknologi Pendidikan. Koordinator Kaderisasi BSO SANTRI 2018/2019)

Categories: CERPEN

1 Comment

Farradilla Inayatul Azizah · November 24, 2018 at 3:40 pm

Selalu suka dengan tulisan kakak, ahh aku jadi semakin penasaran dengan sisi lain dunia penulis

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *