
Beberapa hari terakhir hujan deras mengguyur kota kembang dan sekitarnya. Hal ini tidak menyurutkan semangat panitia untuk tatap mengadakan Sinau Bareng Mbah Nun dan Buya Kamba. Acara ini dilaksanakan outdoor setelah tiga tahun terakhir dilaksanakan indoor. Tepat pada tanggal (2/11) Mbah Nun kembali menjadi pemateri untuk keempat kalinya dalam peringatan Hari Lahir CSSMoRA UIN Suanan Gunung Djati Bandung.
Idrian Wahid selaku ketua umum CSSMoRA UIN Bandung menjelaskan dalam sambutannya bahwa Sinau Bareng ini merupakan puncak dari rangkaian harlah CSSMoRA UIN Bandung. Peringatan Harlah telah dibuka sejak tanggal 12 Oktober dengan mengadakan Ngaji Sastra. Selanjutnya turnamen futsal se-UIN Bandung pada tanggal 26-27 Oktober.
Ribuan hati yang rindu kepada Mbah Nun memenuhi lapangan Kampus 2 UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Tema yang diangkat yaitu “Rimbun Semedi Cinta” sangat cocok untuk kaum muda apalagi acara ini diadakan pada malam minggu. Sehingga sebagian besar jama’ah sinau adalah kaum muda.
Mbah Nun yang disebut-sebut sebagai budayawan itu ditemani oleh Buya Nursamad Kamba dalam mengisi materi “Rimbun Semedi Cinta”. Buya Nursamad Kamba atau yang akrab dipanggil Buya Kamba merupakan pendiri jurusan Tasawuf Psikoterapi di UIN Bandung. Beliau memberikan apresiasi kepada CSSMoRA yang konsisten mengadakan Sinau Bareng Mbah Nun.
Setiap orang akan berbeda mengenai urutan ma’rifat, hakikat, thariqah dan syari’at. Menurut Mbah Nun urutannya tergantung tepat atau tidaknya tujuan itu menurut ideologi masing-masing orang. Mbah Nun mengurutkannya mulai dari hakikat, syari’at, thariqah lalu ma’rifah.
Sinau Bareng dihadiri oleh pengelola PBSB UIN Bandung, Dekan Fakultas Ushuluddin, ketua Jurusan dan Sekretasris Jurusan Tasawuf Psikoterapi, Polda dan Bimas dan Tenaga Ahli Wagub Jawa Barat. Kegiatan ini diakhiri dengan pemotongan tumpeng dan musafahah.
0 Comments