Picture by Pixabay

Beberapa hari ini saya sedang dibingungkan dengan istilah trend yang tengah berkembang di kalangan kaum milenial. Dan mungkin kalian pun mengetahui istilah itu. Istilah itu adalah insecure. Mulai dari status WhatsApp, Instagram, Facebook dan Twitter, semuanya dipenuhi dengan kata-kata yang di embel-embeli ‘insecure’. Rasanya orang-orang ini sedang berbondong-bondong mengatakan dirinya takut dibandingkan dengan orang lain. Saya pun merasa insecure ketika hanya mereka yang bisa mengatakan insecure, makanya saya coba ikut. Eits, tapi bohong, hehehe.

Sebenarnya apa sih insecure?

Insecure merupakan rasa tidak aman, tidak percaya diri, merasa rendah diri dan sejenisnya. Insecure bisa menyerang semua orang. Jadi, hampir semua orang di dunia ini pasti pernah merasakan insecure. Sebenarnya sebelum ada istilah insecure, kita pun sudah mengetahui makna dari insecure, atau mungkin kita dapat istilahkan dengan rendah diri.

Beberapa hari yang lalu ada teman-teman saya yang menanyakan hal terkait dengan insecure.

Gimana ya supaya kita berhenti insecure?

Menurut kamus saya, insecure adalah pelengkap hidup kita. Maksudnya pelengkap gimana? Insecure adalah kepercayaan diri yang menurun ketika kita melihat orang lain yang lebih dari kita. Tapi nggak hanya melihatnya, apapun itu yang kita rasakan dan membuat kita merasa tidak percaya diri dan lebih rendah dibanding orang lain, itulah yang dinamakan insecure. Misalnya, eh dia udah pinter, ganteng, bisa nyayi lagi, aku mah apa atuh? Atau yang lain, eh kok kamu gendutan sih (ini biasanya terjadi ke cewek, ya walaupun pada cowok pun bisa), cewek pun spontan merasa insecure dengan kondisi fisik yang dia miliki.

Oleh karena itu, saya menawarkan sebuah solusi untuk orang-orang yang terlalu cepat merasa insecure. Apa sih solusinya? Langsung disimak, ya!

Stop memaksa diri sendiri dan biasa saja melihat orang lain

Hal yang membuat kita insecure adalah ketika kita memandang orang lain dengan pandangan yang berlebihan. Seolah-olah hidup kita diatur oleh apa yang selalu datang dari apa yang kita lihat. Padahal sebenarnya kita masih punya pikiran dan hati yang bertindak sebagai dasar hukum atas apa yang kita jalani. Dengan memaksa diri sendiri untuk seperti orang lain malah akan membuat kita kehilangan jati diri. Oleh karena itu, stop memaksa diri untuk menyamakan seperti orang lain dan biasa saja melihat orang lain.

Pandai-pandailah bersosial media

Sumber yang membuat banyak orang merasa insecure adalah sosial media. Mengapa sosial media? Karena dengan sosial media kita bisa berinteraksi dengan banyak orang, kita dapat melihat hal-hal luar biasa yang melebihi kita, kita dapat melihat orang yang lebih pintar, lebih kaya dan lebih-lebih lainnya. Coba kita lihat, ada banyak artis di luar sana yang memamerkan kekayaannya, ada banyak orang pun yang memamerkan kecantikan dan ketampanannya. Saya sangat yakin di dalam diri anda pasti sedang merasakan insecure yang berkobar-kobar.

Saran saya, kurangilah melihat hal-hal yang membuat anda insecure dan membanding-bandingkan diri anda dengan orang lain. Kita dapat melihat hal lain yang sekiranya dapat meningkatkan semangat untuk hidup dan berkarya.

Buanglah insecure pada tempatnya

Dalam pembahasan tadi saya sudah mengatakan, bahwa insecure dapat membuat hidup kita lebih sempurna, artinya pasti kita mengalami yang namanya insecure. Dan menurut saya jika kita merasa insecure, itu tidak apa-apa atau fine-fine saja. Ketika orang lain mengatakan bahwa kita gemuk, kurus, hitam, jelek dan semacamnya, maka yang memegang kendali atas respon apa yang akan kita berikan adalah diri kita sendiri atau pikiran kita sendiri. Jika kita mengambil kata-kata itu dan menaruhnya di depan wajah kita, maka selamanya kita hanya akan mengikuti kata-kata orang lain, dengan memaksakan diri kita sendiri. Namun, ketika kita dapat membuang kata-kata itu sesuai pada tempatnya, dimana tempatnya? Ya, dibelakang kita, maka kita akan menyadari apa yang sebenarnya memang kita dapat miliki dan apa yang sebenarnya menjadi milik orang lain. Artinya dengan menaruh insecure pada tempatnya, maka kita akan memiliki kesadaran atas diri kita sendiri.

Ubahlah cara pandang kita dan jangan lupa bersyukur

Pada akhirnya, manusia sebenarnya tak dapat lepas dari yang namanya insecure. Pasti ada saja hal-hal yang membuat kita membandingkan diri ini dengan orang lain. Selagi kita masih memiliki panca indera, hal-hal yang sifatnya informasi entah yang bersifat baik atau tak baik pasti akan selalu membarengi diri kita. Oleh karena itu, maka ubahlah sudut pandang kita dalam melihat sesuatu. Jika ada hal yang membuat kita terlihat pesimis dan berujung insecure, maka temukan kesadaran sebenarnya dan sugestikan kepada diri kita, bahwa kita terbaik dengan cara kita sendiri.

Kemudian, pandanglah orang lain sebagai motivasi bagi kita. Ketika orang lain memiliki sebuah kelebihan, maka pastinya dia memiliki kekurangan juga. Begitu pun kita, pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Tugas kita adalah memanfaatkan dan meningkatkan kelebihan yang ada dalam diri kita ke arah hal-hal yang baik. Untuk kekurangan? Simpanlah itu, karena hal itulah yang membuat kita masih terlihat seperti manusia. Dan yang paling penting dari semuanya adalah bersyukur. Bersyukur bukan hanya untuk yang memiliki kelebihan, tapi bersyukur untuk semua orang yang masih menerima nikmat hidup dari Tuhan.

Baiklah, di sini akhir perjumpaan kita, beberapa gambaran mengenai insecure dan solusinya di atas merupakan sudut pandang saya dan hasil dari beberapa literatur yang saya dapatkan. Seharusnya ada banya hal yang dapat menjadi solusi untuk sifat insecure ini. Hanya saja saya menyimpulkannya lebih sedikit, dan mudah-mudahan lebih mudah dipahami. Oke, terimakasih dan cukup sekian.

Surabaya, 24 Juli 2020

Karya : Mr. Bouty

Categories: Essai

0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *