Oleh: Rizqi Umiyah Ma’unatul Izzah
Pandemi Covid-19 merupakan musibah yang memilukan dunia. Seluruh segmen kehidupan manusia di bumi terganggu mulai dari politik, ekonomi, sosial, bisnis bahkan pendidikan ikut merasakan dampaknya.
Virus ini tergolong virus menular melalui droplet dari manusia ke manusia yang lain. Akibatnya, beberapa pekerja terpaksa harus dirumahkan, dan keramaian juga terpaksa ditutup untuk beberapa waktu.
Pemerintah menyebutkan dampak dari virus corona ini sebanyak 3,05 juta jiwa mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) (per Juni 2020), dan kemenker memperkirakan tanbahan pengangguran bisa mencapai 5,23 juta jiwa.
Hal ini, disebabkan karena pandemi Covid-19 memaksa banyak orang untuk menghindari kontak fisik secara langsung guna menekan, mencegah sekaligus memutus rantai penularan Covid-19 yang sedang mewabah. Musibah seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya.
Namun, disisi lain, ada berkah dibalik musibah ini. Betapa tidak ditengah maraknya pandemi Corona virus diseases yang mengharuskan work from home (bekerja dari rumah), orang-orang yang semula memiliki jadwal padat yang tidak sempat quality time dengan keluarga, kini memiliki banyak waktu dengan keluarga.
Anak-anak yang semula orang tuanya harus bekerja di luar rumah demi mencukupi kebutuhan hidupnya, kini menjadi bekerja dari rumah sehingga anak akan merasakan perhatian dan kasih sayang lebih dari orang tuanya yang selama ini belum pernah mereka dapatkan.
Orang-orang kota yang semula tidak mengenali tetangga-tetangganya karena padatnya jadwal dan sibuk dengan profesi masing-masing, kini menjadi akrab satu sama lain sehingga menumbuhkan keharmonisan antar sesama yang selama ini belum pernah terjadi sebelumnya.
Adanya Covid-19 juga meningkatkan jiwa sosial antar masyarakat di mana dengan adanya virus ini mengakibatkan perekonomian semakin menurun, mengurangi kemacetan yang selama ini terjadi di kota-kota besar, menjadikan semakin dekat dengan Tuhan, dan mengingatkan kita dengan adanya kekuasaan Tuhan.
Untuk itu, dengan adanya virus ini, alangkah baiknya jika kita berintropeksi diri menyadari kesalahan-kesalahan yang telah kita lakukan selama ini.
Tidak salah kita lihat bahwa virus ini sebagai musibah, namun dibalik musibah ada berkah yang tersembunyi, ada anugerah yang perlu kita cermati.
Seringkali orang tidak mampu menangkap berkah-berkah itu, karena terlalu sibuk memikirkan diri sendiri dan berusaha keras untuk mengatasi musibah yang sedang terjadi, sehingga lupa untuk berhenti sejenak. Berhenti dan berfikir, untuk apa? Supaya kita dapat menangkap berkah-berkah yang tersembunyi dibalik setiap musibah yang sedang terjadi.
0 Comments