Sebagai bentuk ikhtiar untuk membantu lebih banyak santri Indonesia untuk belajar di luar negeri, Yayasan Santri Mengglobal Nusantara menggelar webinar bertajuk Online Mentoring Belajar di Korea: Pengalaman Studi di Korea Selatan dan Tips Meraih Beasiswa Global Korea Scholarship (GKS) pada Sabtu malam (08/01/2021) melalui platform Zoom Cloud Meeting.

Dua orang mahasiswa/i Indonesia yang tengah belajar di Korea Selatan serta tergabung dalam PERPIKA (PPI Korea), hadir sebagai pembicara utama di sesi webinar ini.

Pembicara pertama adalah Dimas Harris Sean Keefe, Mahasiswa S3 bidang International Trade and Commerce, Pusan National University yang juga merupakan Presiden PERPIKA (PPI KOREA).

Pembicara kedua adalah Dinda Terasia, Mahasiswi Mechatronics di Inha Universty, Incheon sebagai penerima beasiswa Global Korea Scholarship. Webinar ini dimoderatori oleh Indah Amalia, peserta program ‘Fully Funded’ Global Visit and Young Experiences (GIVE) di Malaysia 2021.

Diskusi selama 120 menit ini bertujuan agar program ini selain untuk memberikan informasi seputar iklim akademik dan budaya di sejumlah kampus di Korea Selatan, juga menyebarluaskan informasi seputar beasiswa dari pemerintah Korea Selatan untuk santri dan masyarakat Indonesia untuk bisa belajar di Korea Selatan.

Zeed Hamdy Rukman selaku Koordinator Bidang Kerjasama dan Hubungan Masyarakat Santri Mengglobal, mengungkapkan rasa bahagianya atas terselenggaranya acara ini.

Menurutnya, acara seperti ini sangatlah penting untuk meningkatkan motivasi santri Indonesia agar tidak takut bermimpi untuk bisa belajar di luar negeri, juga untuk menambah wawasan global dan relasi internasional sebagai modal mengabdi bagi pesantren dan Indonesia di masa depan.

Lebih jauh, ia juga mengucapkan ribuan terima kasih kepada semua komunitas dan media partner yang banyak mendukung terselenggaranya acara ini.

“Terima kasih kepada semua pembicara, lembaga, organisasi yang tidak bisa saya sebut satu persatu yang sudah membantu fasilitasi acara ini. Semoga sinergi ini bisa terus berlanjut di masa mendatang,” tuturnya.

Momentum Diskusi

Dimas Harris memulai diskusinya dengan pertanyaan “Why study abroad?”. Pertanyaan ini menurutnya sangatlah penting, mengingat ini berkaitan dengan persoalan niat dan alasan masing-masing individu. Niat yang baik akan mengantarkan kepada langkah dan hasil yang baik di kemudian hari.

Selain itu, ia juga mencatat hal penting seputar iklim pendidikan dan budaya di Korea Selatan.

“Korea Selatan merupakan salah satu negara yang ramah bagi masyarakat Indonesia, selain masyarakatnya yang ramah dan budayanya yang menarik, negara ini juga menjanjijkan suasana yang ramah untuk belajar. Untuk mendapatkan informasi seputar Pendidikan dan beasiswa di Korea Selatan, kita juga bisa cek informasi lebih lengkapnya di: www.beasiswakorea.com,” jelas Dimas.

Berbeda dari Dimas, Dinda memaparkan bagaimana kisah dan pengalamanya mendapatkan beasiswa Global Korea Scholarship (GKS).

Secara detail, ia paparkan satu per satu Langkah apa saja yang harus dilakukan dan perlu diperhatikan untuk mendapatkan beasiswa GKS tersebut. Salah satunya adalah soal menyiapkan berkas administrasi pendaftaran dan profesiensi Bahasa asing.

“Jangan sampai menunda-nunda menyiapkan berkas pendaftaran beasiswa, bagi sebagian orang Indonesia, mungkin hal ini adalah hal yang biasa, tetapi bagi scholarship hunters, hal ini harus dihindarkan. Karena semakin sering menunda menyiapkan semua berkas pendaftaran, akan semakin besar kita gagal untuk diterima dan bisa jadi malah tidak jadi mendaftar,” jelasnya.

Tentang kompetensi dan profesiensi Bahasa asing, Dinda juga mengingatkan agar mempersiapkan Bahasa asing sebaik dan sedini mungkin, khususnya Bahasa Inggris dan Bahasa Korea.

“Ini untuk mempermudah semua kebutuhan akademik dan kehidupan selama tinggal di negeri ginseng tersebut,” pungkasnya. (Kontributor: Zeed/Ed: Harly)


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *